Hari ini terasa sangat melelahkan, lain dari hari sebelumnya. Cuaca sangat cerah, sepertinya kupu-kupu sedang dalam kondisi mood, lewat menyapa dari jendela kamarnya menyampaikan salam pagi sambil bernyanyi "you're beautiful it's true", tapi dia tak suka kupu-kupu berbohong. Sejenak kupu-kupu berlalu meninggalkan nya dengan lamunan pagi yang akan mencerminkan keadaan harinya yaitu galau. Galau, ya galau!
Pagi.....
Mata sayu, langsung disambut serpihan sinar matahari, terasa perih dan ingin segera menutup nya kembali. Tubuh terkulai, tak ingin beranjak sementara waktu tak bisa diajak kompromi. Semenit sekali dia tersentak memperhatikan detak jam tak kunjung berhenti, tapi tubuhnya kembali lagi berimajinasi menyesuaikan posisi sampai hari mulai siang. Pagi pun berlalu.....
"knock....knock....knock""
Dengan terpaksa dia beranjak dan menghampiri sumber bunyi,
"ampun deh, gimana mau punya pacar, ngurus diri sendiri aja kagak bisa" Cetus sekali itu kalimat.
Sejenak dia langsung melotot, itu kalimat seperti dua mata pisau yang sudah diasah, dan siap menusuk hatinya, sangat perih...
"Bisa gak itu kalimat diperhalus?"
"Oh, gimana lu kagak ditolak, menyambut pagi aja lu kagak bisa" (nyengir 😝)
Dia langsung berbalik arah, meninggalkan kamar, dan berfikir keras tentang kalimat itu, berlari menuju toilet dan merenungkan takdir.
Ditolak bukan masalah, karna setiap manusia pernah mengalami penolakan, yang jadi masalah ketika dia tak mampu menahan dirinya dan terlalu berani menyampaikan sesuatu yang tak perlu disampaikan, sementara sebelumnya dia sudah tau jawabannya (never)
oh.... your sadness (abaikan)
Bagaimana jika kebahagiaan harus beralasan?
Kebanyakan orang sih memaknainya begitu, bahagia itu harus ada alasannya, bagaimana jika Sang Empunya mengambil alasan itu? haruskah tidak bahagia lagi? so far so good, if you must be happy for no reason, right now!!
yes, do it!!
Ketika siang tiba, langit tak berselimutkan awan, dedaunan tampak lesu seolah membutuhkan hujan. Kaki melangkah tak tau arah yang mau dituju. Akhirnya suasana melankolis mengajak dirinya untuk bertemu dengan suasana sendu lainnya, yaitu senja.
Mentari selalu beranjak, tak pernah mau menunggu walau kau butuh dia lebih lama untuk menemani siangmu, ya, mentari akan selalu beranjak meski kau butuh dia untuk menemanimu bermain lebih lama dengan senja. Mentari memang selalu begitu, tapi dia setia karna esok dia pasti kembali. Saat berlalu, sunyi pun menghampiri perlahan, dengan suara lembut hembusan angin mengibas rambut tipisnya, yang disematkan di balik telinga kecilnya. Sesaat dia menghela nafas, memejamkan mata dan ingin berlalu bersama senja meninggalkan sisa seberkas cahaya yang redup dan perlahan akan menghilang.
Malam akan menghampiri......
Bagaimana dengan bintang? 😔
to be continued.....
Pagi.....
Mata sayu, langsung disambut serpihan sinar matahari, terasa perih dan ingin segera menutup nya kembali. Tubuh terkulai, tak ingin beranjak sementara waktu tak bisa diajak kompromi. Semenit sekali dia tersentak memperhatikan detak jam tak kunjung berhenti, tapi tubuhnya kembali lagi berimajinasi menyesuaikan posisi sampai hari mulai siang. Pagi pun berlalu.....
"knock....knock....knock""
Dengan terpaksa dia beranjak dan menghampiri sumber bunyi,
"ampun deh, gimana mau punya pacar, ngurus diri sendiri aja kagak bisa" Cetus sekali itu kalimat.
Sejenak dia langsung melotot, itu kalimat seperti dua mata pisau yang sudah diasah, dan siap menusuk hatinya, sangat perih...
"Bisa gak itu kalimat diperhalus?"
"Oh, gimana lu kagak ditolak, menyambut pagi aja lu kagak bisa" (nyengir 😝)
Dia langsung berbalik arah, meninggalkan kamar, dan berfikir keras tentang kalimat itu, berlari menuju toilet dan merenungkan takdir.
Ditolak bukan masalah, karna setiap manusia pernah mengalami penolakan, yang jadi masalah ketika dia tak mampu menahan dirinya dan terlalu berani menyampaikan sesuatu yang tak perlu disampaikan, sementara sebelumnya dia sudah tau jawabannya (never)
oh.... your sadness (abaikan)
Bagaimana jika kebahagiaan harus beralasan?
Kebanyakan orang sih memaknainya begitu, bahagia itu harus ada alasannya, bagaimana jika Sang Empunya mengambil alasan itu? haruskah tidak bahagia lagi? so far so good, if you must be happy for no reason, right now!!
yes, do it!!
Ketika siang tiba, langit tak berselimutkan awan, dedaunan tampak lesu seolah membutuhkan hujan. Kaki melangkah tak tau arah yang mau dituju. Akhirnya suasana melankolis mengajak dirinya untuk bertemu dengan suasana sendu lainnya, yaitu senja.
Mentari selalu beranjak, tak pernah mau menunggu walau kau butuh dia lebih lama untuk menemani siangmu, ya, mentari akan selalu beranjak meski kau butuh dia untuk menemanimu bermain lebih lama dengan senja. Mentari memang selalu begitu, tapi dia setia karna esok dia pasti kembali. Saat berlalu, sunyi pun menghampiri perlahan, dengan suara lembut hembusan angin mengibas rambut tipisnya, yang disematkan di balik telinga kecilnya. Sesaat dia menghela nafas, memejamkan mata dan ingin berlalu bersama senja meninggalkan sisa seberkas cahaya yang redup dan perlahan akan menghilang.
Malam akan menghampiri......
Bagaimana dengan bintang? 😔
to be continued.....