Pelangi di Malam Hari

Rabu, 20 April 2022

Kali ini hanya terasa sangat berat


Kali ini hanya terasa sangat berat, menikmati senja dengan sendu yang berkepanjangan. Menatap pada arah angin yang membawa ombak saling berkejaran dan akhirnya menyatu, sekali sekali hangatnya air laut menghampiri dan menyentuh jemari kakinya, tak ingin menghindari dan hanya ingin merasakan. Tak kuasa, air mata terjatuh dan tak terbendung lagi. Semua perasaannya kala itu hancur dan terlihat menyedihkan. Peluknya pada awan yang tak terbalaskan juga rindunya pada langit yang tak tersampaikan. Memiliki rasa yang begitu tulus kini berubah menjadi sangat perih dengan hanya ucapan satu kata “maaf” yang kini telah mengakhiri segalanya.

2 bulan berlalu. Melupakan merupakan hal terberat yg bisa dilakukan ketika perasaan masih berada dalam situasi yang begitu berantakan. Hal yang terkesan dibuang dan merasa dimanfaatkan itu sangat mengganggu, membuat insecurity yg begitu menghantui. Rasa menderita seakan mendalami peran yang bisa membuat hari tak begitu menggembirakan. Manusia itu pada dasarnya memiliki hati yang mudah memaafkan, namun kali ini sangat sulit dilakukan karna yang harus dimaafkan adalah kekerasan hati diri sendiri. Isi kepala yang berlawan pada hati, mereka saling berontak, saling membenarkan keadaan. Di dalam tubuh seolah ada 2 pribadi yang menggambarkan kedua itu bukan dia.
2 bulan berlalu.
Melupakan merupakan hal terberat yg bisa dilakukan ketika perasaan masih berada dalam situasi yang begitu berantakan. Hal yang terkesan dibuang dan merasa dimanfaatkan itu sangat mengganggu, membuat insecurity yg begitu menghantui. Rasa menderita seakan mendalami peran yang bisa membuat hari tak begitu menggembirakan. Manusia itu pada dasarnya memiliki hati yang mudah memaafkan, namun kali ini sangat sulit dilakukan karna yang harus dimaafkan adalah kekerasan hati diri sendiri. Isi kepala yang berlawan pada hati, mereka saling berontak, saling membenarkan keadaan. Di dalam tubuh seolah ada 2 pribadi yang menggambarkan kedua itu bukan dia.
 

Memulai lagi dengan keadaan yang hancur.
Terkadang mudah, namun terkadang sulit.
Biasanya hari-hari selalu ada penantian, namun kali ini semua telah hilang. Bukankah dulu saat meminta, prioritasnya adalah kamu. Memberimu waktu, memberimu segalanya, bahkan saat dia dalam keadaan tidak baik-baik saja. Cinta lagi-lagi membuatnya semakin bodoh. Kamu tidak salah, kamu hanya melakukannya pada orang yang tepat. Orang yang tidak meminta luka untukmu, orang yang memaafkanmu, orang yang tidak berharap balas untukmu. Perasaannya yang salah. Yah DIA
 
Memang aneh rasanya, rindu itu begitu hebat namun kali ini tak bertuan.
Dia tak berani lagi memberikan rasa. Menapaki alur cerita Tuhan, mengikuti arah hati, ntah kemana akan tergiring. Bukan tentang caranya mengiklaskan namun tentang takdir yang tak berpihak. Iklas itu menjadi keharusan. Memang itu yang harus dilakukan saat ini. Jika dipaksakan beralih, takutnya adalah rasa yang mati dan enggan memulai dan nanti akan menjadi luka untuk hati yang lain.
Lebih baik berdiam hati.....
 

Akan kuceritakan lagi nanti, saat iklas itu tak lagi menjadi beban namun menjadi lepas.

Maaf jika perasaannya membebanimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kali ini hanya terasa sangat berat

Kali ini hanya terasa sangat berat, menikmati senja dengan sendu yang berkepanjangan. Menatap pada arah angin yang membawa ombak saling berk...